Salam Sukses Selalu, bagi Anda pembaca blog ini...

Jumat, 11 Februari 2011

Cara Pintar Hadapi Anak Aktif

MEMILIKI anak aktif tidak perlu membuat para orangtua pusing. Saatnya Anda mengetahui trik menghadapi anak aktif agar bisa tumbuh menjadi anak berkualitas.

Anak aktif cenderung memiliki lebih banyak energi. Anak aktif akan merasa sulit dan frustrasi jika ia harus duduk lama tanpa melakukan aktivitas apapun. Oleh karena itu, ia memerlukan suatu kegiatan beserta aturan permainan yang jelas. Sebab, apabila kegiatan yang ia lakukan tanpa ada rencana dan aturan terlebih dahulu. Maka, ia akan lepas kendali dan tanpa pikir panjang ia melakukan apa saja yang ia sukai. Dan, mungkin akan terjadi suatu masalah.Hal lain yang perlu orangtua ketahui dari anak aktif adalah ia sangat perlu merasakan bahwa dirinya dibutuhkan dan dapat dipercaya.


Ada beberapa upaya memotivasi anak aktif agar bersikap kooperatif. 
Berikut pemaparan Drs Arief Nurcahyo M Psi dari Asosiate Personal Growth Jakarta.

1. Mintalah ia untuk memimpin sesuatu. Buat kerangka kegiatan beserta aturannya sebelum kegiatan dimulai. Dengan demikian, energi yang berlimpah dapat mengalir dengan leluasa tanpa membawanya ke suatu masalah (John Gray, Ph.D, 2004).

2. Pada anak aktif, dia sangat perlu merasakan bahwa dirinya dibutuhkan dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, untuk menyalurkan energinya maka orangtua dapat memberikannya suatu tugas seperti membersihkan tempat tidur atau mencuci sepedanya. Katakan kepadanya bahwa orangtua percaya bahwa ia dapat melakukannya dengan baik. Jika anak berhasil menjalankan sesuatu dengan baik, jangan lupa memberi pujian atas prestasi atau kesuksesannya tersebut.

3. Jika dia berbuat salah, maka maafkanlah. Anak aktif biasanya mempunyai kecenderungan lebih banyak melakukan kesalahan. Dan dia belajar tentang dirinya dari kesalahan.

4. Jangan memberi label anak nakal kepada si kecil yang aktif. Karena akan terdengar sangat negatif dan memojokan anak.

artikel dikutip dari : www.lifestyle.okezone.com

Kamis, 10 Februari 2011

5 TIPS Atasi Anak PEMALU


TIDAK sedikit orang tua merasa bingung menghadapi buah hatinya yang sangat pemalu untuk bersosialisasi. Jangankan menghadapi orang asing, untuk bermain dengan teman-teman sebaya saja dia bisa saja merasa enggan.

Lantas, langkah apa yang mesti diambil agar anak lebih terbuka dan percaya diri? Simak sejumlah saran yang diungkapkan oleh beberapa pakar berikut ini:

1. Kontak mata
Ketika berbicara dengan anak, minta ia selalu untuk menatap mata Anda. Dengan memaksa dan menerapkannya setiap waktu, lambat laun anak akan terbiasa melakukan kontak mata dengan lawan bicara.


Jika anak tidak merasa nyaman menatap tepat di mata lawan bicara, ajarkan ia untuk menatap puncak hidung di antara kedua mata orang di hadapannya. Dengan praktik berulang kali, anak tidak akan memerlukan teknik ini lagi dan lebih percaya diri untuk menatap langsung mata lawan bicaranya.

2. Melatih percakapan
Buat daftar berisi kalimat pembuka percakapan yang mudah digunakan anak untuk bercakap-cakap dengan berbagai kelompok orang, misalnya orang yang telah dikenalnya, orang dewasa yang belum pernah ditemuinya, teman lama yang jarang dijumpainya, anak baru di sekolah, atau anak yang sering bermain dengannya di taman bermain.

Setelah itu, ajak anak berlatih menggunakan kalimat-kalimat tersebut sampai merasa terbiasa dan nyaman mengucapkannya. Salah satu trik yang dapat digunakan adalah mempraktikkan perbincangan via telepon dengan pendengar suportif di ujung lain. Dengan demikian, anak tidak akan merasa setertekan seperti jika melakukan pembicaraan tatap muka.

3. Berlatih sosialisasi
Siapkan anak untuk menghadiri acara sosial yang akan segera diselenggarakan dengan menjelaskan latar, ekspektasi, serta para hadirin yang kira-kira datang ke acara itu. Kemudian, bantu anak berlatih bagaimana cara bertemu orang lain, tata krama di meja makan, keterampilan dasar berbicara, dan bagaimana cara mengucapkan salam perpisahan dengan anggun.

4. Lawan berlatih
Philip Zimbardo, yang terkenal sebagai pakar mengatasi rasa malu, merekomendasikan untuk memasangkan anak pemalu dengan anak yang lebih muda darinya untuk berlatih dalam periode singkat. Ciptakan kesempatan bagi anak untuk bermain dengan anak lain yang lebih muda darinya, misalnya adik, sepupu, anak tetangga, atau salah satu anak kenalan Anda.

Jika anak yang pemalu berusia remaja, coba menyuruhnya mengasuh anak kecil untuk mempraktikkan keahlian bersosialisasi yang enggan dipraktikkannya dengan anak-anak seusianya.

5. Satu lawan satu
Dr. Fred Frankel, seorang psikolog dan pembentuk Program Pelatihan Kemampuan Bersosialisasi UCLA, menyarankan permainan satu lawan satu sebagai cara terbaik bagi anak untuk membangun rasa percaya diri.

Dorong anak mengundang seorang temannya untuk bermain bersama selama beberapa jam hingga saling mengenal dan mempraktikkan keahlian berteman. Sediakan makanan kecil sebagai camilan dan cegah interupsi sedapat mungkin dari aktivitas mereka. Jangan izinkan anak menyalakan televisi selama sesi bermain tersebut.

artikel ini saya baca di metrotvnews.com