Otak sebagai pusat kegiatan tubuh akan mengaktifkan seluruh organ dan sistem tubuh melalui pesan-pesan yang disampaikan melewati serabut syaraf secara sadar maupun tidak sadar. Otak kita terdiri dari dua belahan, kiri dan kanan. Pada umumnya, otak bagian kiri bertanggung jawab untuk pergerakan bagian kanan tubuh dan sebaliknya.
Tahukah anda bahwa kebanyakan orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kiri? Jumlah mereka sekitar 80%. Sebagian di antaranya memang tidak didominasi otak kiri saja, tetapi campuran antara keduanya. Sisanya, 15-20% adalah para pengguna otak kanan.
Mana yang lebih baik atau sebaliknya mana yang lebih jelek, tidak mudah dijawab, sebab masing-masing sisi memiliki fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta pusat matematika. Daya ingat otak kiri bersifat jangka pendek (short term memory). Bila terjadi kerusakan pada otak kiri maka akan terjadi gangguan dalam hal fungsi berbicara, berbahasa dan matematika.
Sementara otak kanan berfungsi untuk sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain, pengendalian emosi, kemampuan merasakan, memadukan dan ekspresi tubuh (seperti menari, menyanyi, dan melukis). Otak kanan juga berfungsi dalam hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna. Daya ingat otak kanan bersifat panjang (long term memory). Bila terjadi kerusakan otak kanan misalnya pada penyakit stroke atau tumor otak, maka fungsi otak yang terganggu adalah kemampuan visual dan emosi misalnya.
Seringkali kita menggunakan organ tubuh sebelah kanan. Penggunaan organ tubuh sebelah kanan dalam waktu yang terus menerus, dapat menyebabkan otak kiri terbebani. Hal ini terjadi, karena sistem kerja otak dan tubuh kita menyilang. Kondisi yang demikian menyebabkan otak kanan dan otak kiri menjadi timpang, tidak seimbang.
Oleh karena itu bagian otak mana yang lebih banyak digunakan seseorang dapat diketahui dari dominasi kemampuan yang mereka tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jelas lagi bagaimana mengetahui seseorang menggunakan sisi otak bagian mana dapat dilihat dari dominasi telinga, mata, kaki, dan tangan. Mereka yang lebih banyak menggunakan otak kiri, telinga kanannya cenderung lebih tajam, kaki dan tangannya cenderung lebih kuat dibanding tangan dan kaki kirinya. Demikian sebaliknya.
Menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri sangat penting. Otak kanan biasanya berisi hal-hal yang bersifat emosional, seni, dan berperasaan. Sedangkan otak kiri lebih bersifat rasional dan abstrak. Umumnya, otak sebelah kanan banyak digunakan oleh wanita, dan otak kiri lebih banyak digunakan oleh pria.
Karena jumlah orang pengguna otak kanan jauh lebih kecil. Orang lebih suka memperkejakan pengguna otak kanan karena kreatif, lebih mudah bergaul, lebih bisa memotivasi diri dan EQ (emotional intelligence atau kecerdasan emosi)-nya lebih bagus. Dari sinilah kemudian melahirkan senam otak (brain gym) sejak sekitar 29 tahun terakhir ini.
Perbedaan teori fungsi otak kanan dan otak kiri telah populer sejak tahun 1960. Seorang peneliti bernama Roger Sperry menemukan bahwa otak manusia terdiri dari 2 hemisfer (bagian), yaitu otak kanan dan otak kiri yang mempunyai fungsi yang berbeda. Selain itu dia juga menemukan bahwa pada saat otak kanan sedang bekerja maka otak kiri cenderung lebih tenang, demikian pula sebaliknya. Roger Sperry berhasil membuktikan bahwa gerakan-gerakan tertentu bisa mempengaruhi otak. Dengan menerapkan terhadap anak-anak hiperaktif, ternyata gerakan-gerakan tersebut berhasil menenangkan mereka. Penemuan ini membuahkan hadiah Nobel pada tahun 1981. Walaupun keduanya mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi setiap individu mempunyai kecenderungan untuk mengunakan salah satu belahan yang dominan dalam menyelesaikan masalah hidup dan pekerjaan. Setiap belahan otak saling mendominasi dalam aktivitas namun keduanya terlibat dalam hampir semua proses pemikiran.
Dalam perkembangan selanjutnya senam otak banyak digunakan untuk bermacam-macam kegunaan. Malah lansia yang sudah kehilangan kewaspadaan (awareness) serta refleknya, bisa dibangkitkan kembali lewat senam otak. Dengan senam otak, RAS (Reticule Activating System atau Pusat Kewaspadaan Seseorang) bisa disiagakan kembali. Dengan latihan-latihan tertentu, RAS di batang otak disiagakan. Latihan tersebut antara lain berupa jalan merangkak dengan gerakan tangan dan kaki menyilang.
Sebelum masalah senam otak dibahas secara mendalam, kita perlu mempelajari terlebih dahulu kecerdasan otak.
Otak adalah organ tubuh yang kecil, akan tetapi memegang peran yang sangat penting (Suhartono, 1997). Otak adalah sumber informasi serta pusat perintah yang memegang kendali atas kinerja semua organ pada tubuh manusia. Berat otak bayi adalah 300-350 gram (10-11 ons) saat lahir, tergantung berat badannya. Saat usia tiga tahun, perkembangan otaknya telah mencapai 80% dari ukuran totalnya, dan menjelang umur lima tahun, perkembangan otaknya mencapai 90 %. Sejak bayi lahir ke dunia ini, dia masih sulit berpikir. Dia terlahir dengan lebih dari satu miliar sel saraf (neuron)-00.000.000.000 sel saraf dalam kepala yang berfungsi untuk berfikir- yang membentuk jaringan yang sangat panjang berupa serat tipis (sinapsis). Satu sel otak dapat terhubung dengan + 15.000 sel saraf lainnya (Woolfson,2007). Jaringan sel saraf ini berperan dalam perkembangan mental bayi.
Setiap bayi memiliki otak yang berbeda sebagaimana mereka memiliki kepribadian dan kemampuan yang berbeda. Jumlah sel saraf dalam otak bayi yang baru lahir sama jumlahnya dengan yang ada pada otak orang dewasa, tetapi tidak semua sel tersebut terhubung sehingga bayi belum bisa berpikir seperti orang dewasa. Ketika otak berkembang, daya pikir pun berkembang. Proses ini terus berlanjut sampai masa kanak-kanak dan masa dewasa.
Kecerdasan Anak
Tahun 1904 Alfred Binet menciptakan tes kecerdasan (kecerdasan dapat diukur secara objektif dan dinyatakan dengan angka, yaitu nilai IQ/intelectual quotient). Tes ini pada beberapa kurun waktu menjadi pedoman berbagai sekolah dan instansi untuk mengukur dan mengetahui serta menentukan kecerdasan seseorang baik itu seorang siswa ataupun seorang pegawai. Banyak penerimaan calon siswa ataupun calon pegawai dan karyawan didasarkan pada hasil tes ini.
Pada tahun 1983 Howard Gardner mempersoalkan tes kecerdasan yang diciptakan oleh Alfred Binet ini. Gardner mempunyai pemikiran sendiri tentang tes kecerdasan. Gardner membagi kecerdasan seseorang menjadi 8 jenis kecerdasan dan sekarang berkembang menjadi 12 yaitu:
- Kecerdasan Linguistik (Bhs)
- Kecerdasan Matematis-Logis
- Kecerdasan Visual-Spasial (Ruang-Gambar)
- Kecerdasan Musikal
- Kecerdasan Kinestetis (Gerak)
- Kecerdasan Interpersonal (Kepekaan)
- Kecerdasan Intrapersonal (Pemahaman Diri)
- Kecerdasan Naturalis
- Kecerdsan Eksistensialis
- Kecerdasan Intuisi
- Kecerdasan Kuliner
- Kecerdasan Spiritual
Menurut Gardner seorang anak memiliki 12 kecerdasan tersebut dalam tingkatan yang berbeda. Misalkan saja seorang anak mempunyai kecerdasan linguistic yang menonjol yaitu anak tersebut dapat belajar bahasa asing dengan cepat dan mudah tetapi dia memiliki kecerdasan musikal yang rendah yaitu dia sulit mempelajari alat musik.
Agar kecerdasan yang kita miliki dapat berkembang secara menyeluruh dan optimal, kita perlu melakukan senam otak agar kedua otak kanan dan kiri kita dapat bekerja secara seimbang. Senam otak pada dasarnya berupaya mengaktifkan otak kiri dan otak kanan secara optimal. Lebih jelasnya kita akan membahas secara rinci tentang senam otak.....
read more.....